Advertisement

Teknologi Mini, Micro HDMI, Micro USB MHL HDTV, Slimport pada Android

top computer
Teknologi Mini, Micro HDMI, Micro USB MHL HDTV, Slimport pada Android

Secara prinsip, teknologi TV Out yang diadopsi oleh smartphone dan tablet tidak jauh berbeda dengan teknologi TV Out pada umumnya di dunia perangkat elektronik. Berdasarkan jenisnya, teknologi TV Out yang dimiliki smartphone dan tablet dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni Analog dan Digital.


A. Analog Version


Teknologi Analog ini diibaratkan apa ya? Ummm... anggap aja teknologi jaman baheula (meskipun nggak eula eula banget lah ya). Teknologi ini umumnya kita kenal dengan wujud RCA (colokan output tiga warna merah, kuning, putih, yang biasanya ada di TV-TV jaman kemarin), VGA (tau duooong yang ini, yang dipakai proyektor jaman tadi pagi), dan lain sebagainya.


Teknologi ini memperkenankan pemindahtayangan audio video, namun melalui port keluaran yang berbeda. Artinya terdapat port tersendiri untuk audio, juga ada port tersendiri untuk video. Satu port tidak bisa menghandle satu atau lebih tugasnya. Prosesnya pun rumit. Data masukan (audio/video) harus diterjemahkan terlebih dahulu ke analog, dikirim ke televisi/projector, kemudian diubah kembali menjadi sinyal yang sesuai untuk ditampilkan di layar. Pada setiap langkah, sinyal masukan semakin kehilangan kualitasnya sehingga membuat gambar terdistorsi.


Rasa-rasanya Ane nggak perlu membahas teknologi ini ya. Teknologi ini meskipun banyak yang berusaha mempertahankan, namun lambat laun mulai ditinggalkan. Pun demikian rasa-rasanya ane perlu untuk membahas produk smartphone dan tablet apa saja yang mendukung fungsin TV Out dengan model keluaran Analog, yakni:

a. Nokia C6, C7, N900, dan beberapa keluarga nokia (ane lupa). Bentuk konektor yang digunakan adalah port jack 3.5mm dan beberapa versi lawas menggunakan propietary Nokia sebagai input dan output RCA.
b. Samsung Galaxy Tab Classic P1000 dan P1010. Bentuk konektor yang tersedia di pasaran adalah port propietry Samsung Galaxy Tab sebagai input dan output RCA.
c. IMO S88 (sebagai catatan, IMO S88 rilis dalam beberapa tipe. Hanya tipe tertentu yang mendukung TV Out jenis ini). Bentuk konektor yang tersedia di pasaran adalah jack 3,5mm sebagai input dan output-nya adalah RCA.


B. Digital Version (HDMI)
Beranjak ke teknologi masa kini alias digital, berbagai vendor mencoba peruntungan untuk menyematkan teknologi ini. Dari banyaknya piranti dan jenis port yang menggunakan sistem digital, sepertinya yang PERLU untuk dibahas di dunia mobile-phone dan tablet (karena umumnya jenis ini yang digunakan) adalah HDMI dibanding jenis lainnya (DisplayPort, FireWire, dll). Dengan harga produksi chip yang lebih murah, lebih ramah lingkungan, lebih luas kompatibilitasnya, dan bersifat universal, produk dengan dukungan HDMI memiliki banyak kelebihan lainnya dan akhirnya berkembang makin banyak ke arah yang lebih baik. Beberapa kelebihan HDMI antara lain:


a. mampu membawa bandwidth hingga 5 Gbps (gigabits per detik). Bandwidth sebesar ini berarti dua kali bandwidth yang dibutuhkan untuk mengirimkan multi-channel audio dan video.
b. tidak memerlukan konversi ataupun pemisahan sinyal. Semua unified Gan. Audio maupun video cukup ditransmisikan melalui satu port saja. Gambar dan suara lebih jelas, pun tak perlu ribet terlalu banyak kabel.
c. mendukung 8 kanal audio digital tak termampatkan. Dimulai dengan versi 1.2, saat ini HDMI mendukung hingga 8 kanal audio satu bit.
d. mendukung teknologi digital lainnya.
Teknologi HDMI sendiri terus berkembang. Dari semula dilahirkan kemudian berkembang ke versi 1.2, kemudian 1.3, dan hingga kini teknologi ini mencapai versi 1.4 (yang terus dikembangkan menjadi 1.4a pada Maret 2010 dan 1.4b pada Oktober 2011). Versi 1.4 inilah yang didukung oleh smartphone dan tablet saat ini. Perkembangan terakhir HDMI versi 1.4 ini membawa kemampuan canggih antara lain mendukung tampilan video hingga 1080p pada 60fps (120GHz) dlam format 3D sekalipun. Adapun juga dukungan lain seperti penambahan sYCC601, Adobe RGB dan Adobe YCC601, dan fitur HDMI Ethernet Channel (HEC), yang memungkinkan koneksi antara dua perangkat HDMI (100Mbit/s-Ethernet), dan fitur-fitur lain yang kalau ane jabarkan di sini hanya akan menambah "perbendaharaan bahasa konspirasi kemakmuran bagi pengguna smartphone awam". 

Seiring berkembangnya zaman, teknologi TV Out pun mulai disematkan ke dalam tubuh smartphone. Namun melihat posisi ukuran port HDMI yang saat itu ada (HDMI tipe A dan tipe B yang umumnya ngendon di TV, PlayStation, PC, Laptop, dll), dirasa tidak mungkin diaplikasikan pada badan smartphone yang mungil. Maka kemudian dikembangkanlah bentuk port baru yang kemudian familiar disematkan semenjak tahun 2011 lalu, yakni port Mini HDMI (biasa disebut port HDMI tipe C) dan port Micro HDMI (biasa disebut port HDMI tipe D).

1. Mini HDMI
Teknologi ini hadir sebagai perwujudan awal teknologi digital yang "di-mobile-kan". Bentuk portnya "mengecil" sehingga bisa menyesuaikan bentuk smartphone/tablet/gadget yang portable tanpa mengurangi kualitas keluaran tampilan, berukuran 10,42 mm x 2,42 mm tetapi memiliki konfigurasi 19-pin yang sama dengan HDMI Tipe A (HDMI Normal).

Apa sajakah yang mendukung port jenis ini?

Gadget: kamera digital dan DSLR sudah mendukung. Coba periksa kamera digital Anda (Canon, Sony, Nikon, dll) dan DSLR.
Smartphone: Nokia E7 dan E8, serta beberapa PDA jadul yang ane lupa nama lengkap dan alamatnya.
Tablet:
Ainol Aurora II, Crystal, Legend, Fire/Flame, Flame II, Hero, Dream, Dragon 
Smartfren Skyworth Andromax Tab 7.0, Andromax Tab 8.0
IMO Z5, Pixcom Andro Tab 3D

Alasan umum vendor kamera digital/DSLR dan Tablet (umumnya Tiongkok dan Lokal) menggunakan jenis ini dibanding Micro HDMI, yakni port Mini HDMI jauh lebih tangguh dibanding Micro HDMI yang mudah copot bila terlalu banyak bergerak.


2. Micro HDMI


Teknologi ini hadir setelah dirasa port Mini HDMI masih kurang "portable' dari sisi ukuran. Micro HDMI hadir dengan ukuran yang bahkan jauh lebih kecil dibandingkan port Micro USB. Ukurannya hanya berukuran 6,4mm x 2,8mm. Sebagai perbandingan, konektor micro-USB adalah 6.85mm × 1,8mm.


Apa sajakah yang mendukung port jenis ini?

Smartphone:
Nokia 808 PureView, Lumia 2520, 
Sony Ericsson Xperia Neo, Neo V, Arc, Arc S, Pro
Sony Xperia S, P, Acro, SL
Blackberry Z10, Q10, Z30, Playbook
Samsung Galaxy Camera
Motorola Xoom Series, RAZR Series Android, DROID Series, PHOTON Series, ATRIX Series
LG Optimus 2x, 3D

Tablet:
Samsung Google Nexus 10.1, Samsung Ativ Tablet Windows Series
Acer Iconia A100, A101, A500, A501, Acer Windows Tablet Series
Huawei Mediapad, Ideos Slim
Amazon Kindle Fire HD
Asus MemoPad 10.1, Transformer Pad 10.1
Toshiba Excite Pro

Namun sayangnya port jenis ini dirasa kurang nyaman. Karena terlalu keil dan jumlah penahan yang (selain juga kecil) sedikit, berakibat kabel konektor HDMI sering lepas dari port di body smartphone atau tablet. Ane sendiri mengalaminy saat melakukan presentasi di depan klien, karena ane terlampau lincah gerak ke sana dan kemari, colokan micro HDMI di tablet Acer Iconia ane berulang kali copot. Dan kondisi membaik saat ane akhirnya mengganti peralatan tempur ane ke Ainol Hero yang notabene menggunakan port Mini HDMI saat itu.

3. MHL HDTV (Micro USB to HDMI)
MHL HDTV sendiri merupakan pengembangan dari teknologi digital (HDMI) dengan upaya penegakan prinsip "universalisasi port". MHL HDTV dikembangkan oleh konsorsium para vendor smartphone dan TV-HD. MHL merupakan evolusi dari HDMI daripada standar baru. MHL pada dasarnya adalah aliran HDMI yang memiliki tiga saluran logis multiplexing menjadi satu fisik tunggal. Setiap saluran logis merupakan saluran data di HDMI. Secara keseluruhan, kabel MHL hanya membutuhkan 5 kabel gantinya dari 19 yang digunakan dalam HDMI. Hingga akhirnya Samsung menggunakan standar baru 11 pin.


MHL HDTV memiliki banyak sekali kelebihan:
• Daya ditransmisikan melalui satu kabel masukan, termasuk TV pengisian perangkat mobile dan perangkat mobile powering sebuah MHL aktif untuk HDMI dongle, sehingga hanya perlu satu "lubang" yakni Micro USB (kecuali Samsung dan LG akan dijelaskan kemudian), sebagai kampanye upaya "universalisasi port".
• Menggunakan kabel tunggal yang tipis untuk menghubungkan perangkat mobile ke TV dibandingkan dengan HDMI.
• Mendukung banyak sekali perangkat (secara bo, anggota konsorsiumnya juga banyak dan branded).
• Resolusi video mencapai 1080p terkompresi 4:2:2 video HD (PacketVideo) atau 720p HD video 4:4:4.
• Mendukung 8 channel (misalnya, 7.1 surround sound ) terkompresi audio.
• Mendukung High-bandwidth Digital Content Protection (HDCP).
• Port khas MHL adalah konektor micro USB, konektor khas yang sudah ditemukan di banyak perangkat mobile. Selain itu port Micro USB memiliki penyangga yang lebih baik daripada Micro HDMI. Kemungkinan insiden kabel HDMI copot dari smartphone/tablet dapat diminimalisir.

MHL HDTV ini juga memiliki sejarah yang menarik. Pada jaman Samsung meraih pasar dunia, Samsung didukung penuh oleh flagship Galaxy Tab yang laku keras. Apesnya, keluarga Tab ini menggunakan port interface propietary alias khas bentuk Samsung (pipih panjang) dengan 30 pin. Entah niatnya ingin meniru iPad atau ingin tampil keren sendiri saat menguasai pasar kelak, yang jelas keputusan ini disesali sendiri oleh Samsung dan pra penggunanya termasuk eike. Keluarga Tab yang sudah telanjur kesohor bibit bobot bebetnya di dunia mau tidak mau membuat Samsung harus keukeuh mempertahankan ciri khas port propietary-nya. Di lain sisi, sedari awal MHL HDTV sudah menggunakan port Micro USb sebagai interface mobile-nya. Dan kemudian, jadilah untuk pertama kalinya MHL HDTV diadopsi Samsung ke dalam wujud yang berbeda, yakni port propietary Samsung Galaxy Tab.

Samsung kembali melakukan terobosan, dengan mengembangkan lagi teknologi MHL HDTV yang saat itu yakni 5pin, menjadi 11pin. Tambahan pin tersebut bukan tanpa alasan, melainkan untuk meningkatkan kemampuan tayang gambar 1080p pada 60fps yang jauh lebih tajam, lebih optimal dalam penggunaan source file 3D, serta kemampuan untuk melakukan multi-tasking tidak hanya fungsi output (memindahkan tayangan dari smartphone ke TV) melainkan juga input (keperluanUSB On The Go/OTG seperti misalnya membaca flashdisk, penggunaan keyboard/mouse, dll) sekaligus. Atas pengembangan teknologi ini, masih menjadi perdebatan mengenai paten penggunaan teknologi ini, hingga sampai Thread ini diturunkan, hanya produk Samsung sajalah yang menggunakan teknologi MHL HDTV jenis 11pin ini.

Banyak pengguna yang bersyukur karena dengan kemampuan terbaru Samsung ini, berarti mereka dapat melakukan kegiatan pemindahtayangan ke TV atau projector sekaligus menggunakan OTG. Ane misalnya, bahagia banget. Dengan Samsung Galaxy S4, tampilan pindah di TV, mau internetan kek, mau puter video, mau video-call, mau chatting semua dilakukan di TV. Akses input ane pakai keyboard dan mouse melalui OTG. Isi video juga tinggal buka file di flashdisk melalui OTG. Galaxy S4 ane jadi brasa CPU untuk TV ane. Setidaknya, ane memiliki SmartTV Samsung walaupun TV ane merknya Sony biasa, hehehe. Tapi banyak juga yang berkeluh kesah, termasuk ane juga. Apa pasal? Untuk bisa menikmati kemampuan pindahtayang sekaligus OTG, perlu konektor yang biasa disebut MHL HDTV Connector Multiport. Dan konektor ini sangat susah dan langka. Ane saja pas dapet, nggak ane jual melainkan ane pakai sendiri (walau akhirnya dijual juga setelah ada yang nawar tinggi). Dan lagi, kompatibilitsnya yang hanya mendukung merk Samsung terbaru sementara ini lumayan bikin bete juga. Seorang pengguna yang memiliki Samsung Galaxy S4 dan Sony Xperia SP mau tak mau harus memiliki dua buah konektor yakni 5pin dan 11pin. Sedangkan pengguna yang memiliki empat smartphone sekaligus misalnya HTC One X, Sony Xperia Z, Samsung Galaxy S2, dan Huawei Ascend P6 cukup memiliki satu konektor 5pin saja. Lumayan menjengkolkan.

Perkembangan penggunaan port propietary Samsung pun mulai terhenti. Penggunaan port tersebut berakhir pada Samsung Galaxy Note 10.1 yang dikeluhkan oleh pembeli dikarenakan sulitnya mencari konektor MHL HDTV 5pin dengan port propietary khas Samsung Galaxy Tab, padahal Galaxy Note 10.1 disasarkan untuk kebutuhan office yang notabene banyak digunakan pembeli untuk kebutuhan presentasi. Akhirnya Samsung merilis tablet note dengan MHL HDTV 11pin menggunakan port Micro USB pada umumnya yakni Samsung Galaxy Note 8.0. Menyusul kemudian semua smartphone dan lini tablet Samsung pun beranjak menggunakan teknologi MHL HDTV 11pin dengan port Micro USB hingga saat ini. Bahkan Galaxy Note 10.1 2014 Edition sebagai pembaharu Galaxy Note 10.1 lawas pun sudah menanggalkan port propietary kuno itu.

Kembali lagi Samsung membuat gebrakan. Setelah merilis smartphone dengan port USB 3.0 pertama di dunia yakni Samsung Galaxy Note 3. Varian ini menggunakan pula konektor MHL HDTV 2.0. Teknologi baru gubahan Samsung ini memungkinkan untuk melakukan koneksi tanpa perlu menggunakan power tambahan seperti teknologi sebelumnya. Konektor MHL 2.0 ini juga compatible dengan smartphone 11 pin lain. Hal yang paling mencolok berbeda tentu saja dengan konektor MHL 2.0, Anda tak perlu lagi men-colok charger ke konektor MHL lagi seperti MHL sebelumnya. Eits, tapi tunggu dulu. Kelebihan MHL 2.0 tak hanya di situ. Bagi smartphone dengan port MHL 2.0 pada badan bawaannya (saat ini yang beredar di tanah air barulah Samsung Galaxy S-IV Series dan Galaxy Note III), akan mendapat manfaat lebih banyak sesuai kelebihan MHL 2.0, yakni 60GHz video playback yang akan membuat tampilan di TV jauh lebih smooth ketimbang konektor 11pin. Jadi, walaupun juga mendukung Samsung Galaxy Note-II dan S-III, manfaat tadi tidak akan tampil karena absennya port MHL 2.0 di body mereka.

Berikut adalah jajaran smartphone yang menggunakan teknologi MHL HDTV yang beredar di Indonesia

5 pin
Yang mendukung teknologi ini antara lain:
Samsung Galaxy Note, S-II, Nexus, S-II
Sony Xperia SP, T, V, TX, Z, ZR, ZL, Z Ultra, Z Tablet, Z1, Z1 Compact, Z2, Z3, Z3 Compact, Z3 Ultra
HTC One Max, One, One XL, One X+, One X, One S, Butterfly, Butterfly S, Droid DNA, EVO 4G LTE, EVO 3D, EVO View 4G, Raider, Velocity, Vivid, Rezound, Amaze 4G, Sensation, Sensation XE, Sensation 4G, Jetstream, Flyer
Huawei Ascend D2, Ascend D1 Quad XL, Ascend D1 Quad, Ascend D Quad, Ascend D1, Ascend P2, Ascend P1 S, Ascend P1
ZTE Grand Memo, Grand S, Grand S LTE, Nubia Z5, Grand Era LTE, Era
Acer CloudMobile
Oppo Find 3
Asus Padfone 2
Alcatel One Touch S800, 998, 997, 997D, 997A

5 pin (converted to 30 pin) Port Propietary Samsung
Samsung Galaxy Tab 7.0 Plus, Galaxy Tab 7.7, Galaxy Tab 8.9, Galaxy Tab 10.1, Galaxy Tab2 10.1 , Galaxy Note 10.1 Classic

11 pin
Samsung Galaxy Tab3 8.0, Tab3 10.1, Tab S 8.4, Tab S 10.5, Tab Pro 8.4, Tab Pro 10.1, Tab Pro 12.2, S-IV, S-III, S-IV Active, S-IV Zoom, S5, S6, S6 edge, Mega 6.3, Note II, Note 3, Note 4, Note 4 edge, Note 8, Note 10.1 2014 Edition, Note Pro 12.2

MHL 2.0
Samsung Galaxy Note 3, Galaxy Note 4, Galaxy Nite 4 edge, Galaxy S-IV, Galaxy S5, Galaxy S6, Galaxy S6 edge (paling optimal)

Perkembangan terbaru, MHL Consortium mengenalkan teknologi MHL HDTV 3.0 pada 20 Agustus 2013 lalu. Kelebihannya terletak pada kemampuan tayang 4K (Ultra HD) yang mendukung 4K format hingga 3840 × 2160 at 30 Hz. Wow, kita tunggu kehadirannya di pasaran segera.
4. SlimPort


Lama nih nggak denger kabar LG. Gimana kabar ya? Hehehe... Akhirnya LG mulai mengangkasa namanya berkat boosting dari LG Google Nexus 4. LG memperkenalkan Nexus 4 sebagai smartphone pertama yang mendukung koneksi SlimPort. SlimPort adalah teknologi yang dikembangkan oleh Analogix Semiconductors Inc. Menggunakan konsep fisik yang nyaris serupa dengan MHL HDTV, SlimPort diklaim memiliki lebih banyak kelebihan, meskipun sepantauan ane saat ini kemampuan pindahtayangnya tidak jauh berbeda dengan MHL HDTV, yakni mendukung 1080p dan mendukung 3D. Selain itu, serupa dengan MHL 2.0, SlimPort juga tidak membuthkan daya eksternal. Adanya port charging hanya digunakan ketika smartphone Anda sudah nyaris low-bat, silakan charge smartphone tersebut menggunakan port charging yang ada di body connector SlimPort ini. Nyaris serupa dengan MHL 2.0. Pihak Analogix sendiri menjamin kelangsungan SlimPort yang akan terus berkembang. Satu-satunya yang ane suka dari SlimPort ini diklaim mampu dikonversi ke teknologi analog semisal VGA dengan kualitas paling maksimal yang dibawa oleh perangkat output.

smartphone/tablet yang mendukung teknologi SlimPort ini adalah:
LG Google Nexus 4, Google Nexus 5, Optimus G2, G Pro
Blackberry Passport, Classic

Banyak yang memandang miring pilihan LG menggunakan teknologi ini. Boleh dibilang, LG sudah ketinggalan jauh dibanding Samsung, Sony, HTC, bahkan Motorola dan Huawei dalam hal optmalisasi dan pengembangan handset bagi konsumen. Lihat saja, ketika pengguna produk-produk lain tersebut dengan bangganya menggunakan koneksi USB On The Go (OTG) untuk membaca-tulis is flashdisk, berkoneksi ria dengan DSLR Camera, dan lain sebagainya, LG baru menelurkan kemampuan OTG siap pakai (tanpa root) baru pada LG Optimus G2. Kini, penggunaan SlimPort juga menjadi cibiran, mengingat langka dan mahalnya konektor ini. Para pengguna seolah sulit untuk mengoptimalkan smartphone mereka. Namun di lain sisi, pengembangan SlimPort sendiri terdengar sangat menjanjikan. Kita tunggu saja perkembangannya.

Hal-Hal yang Mungkin Perlu untuk Diketahui

Quote:Kompatibilitas Devices

Untuk Smartphone dengan teknologi HDMI konvensional, Anda tak perlu susah payah mencari device yang cocok. Tinggal cari TV atau Projector dengan port Micro HDMI Normal. Tak perlu khawatir, mulai dari TV buatan dalam negeri hingga luar angkasa umumnya saat ini sudah memiliki port ini. Tinggal colokkan smartphone ke TV melalui konektor, kemudian setting inut di TV menjadi HDMI, dan beres. Tayangan di smartphone/tablet pun kemudian bisa Anda saksikan di TV. Kalau projector Anda ternyata masih menggunakan teknologi VGA, Anda bisa menggunakan konverter HDMI ke VGA yang banyak di pasaran. Tapi ingat! Konverter ini berarti meng-convert sistem digital menjadi analog. Berarti keluaran gambar dan suara tak bisa disatukan. Umumnya disediakan pula port terpisah untuk suara yang biasanya berupa port jack 3,5mm. Dan jangan harap memperoleh tampilan sebaik di TV berteknologi digital pada projector VGA Anda.

Bagaimana dengan MHL HDTV? Ini sedikit rumit. Pertama, MHL Consortium mengklaim bahwa kegiatan pindahtayang ini hanya akan optimal pada device baik input maupun output-nya yang sama-sama mendukung MHL HDTV. Dengan demikian Anda membutuhkan panduan memilih TV atau Projector sebagaimana tercantum dalam website resmi berikut:

http://www.mhltech.org/

Tapi dari pantauan ane, ane mencoba dengan TV LCD yang tidak tercantum dalam list tersebut, MHL HDTV masih bisa berjalan dengan baik dan mulus. Namun ane tidak menyarankan penggunaan MHL HDTV di luar list tersebut, karena MHL Consortium sendiri menyampaikan bahwa hasil keluaran MHL paling optimal berada pada jajaran device dimaksud. Mahal? Relatif. Yang jelas vendor pembuat device memang harus mengeluarkan biaya tambahan terkait lisensi pastinya. Hingga thread ini diturunkan, device paling murah di tanah air adalah Sony KDL-24 Series. LCD TV 24 Inch ini bisa ditebus sekitar Rp 2 juta.

Bagaimana dengan konversi ke analog? Meskipun dari pengalaman ane, pembeli ane, dan aktivis di komunitas ane ada yang sukses-sukses saja melakukan konversi ke VGA, namun tidak sedikit pula yang sulit melakukan konversi. Hal ini dikarenakan MHL HDTV memang dioptimalkan untuk sistem digital saja. Jadi, lupakan saja impian mengkonversi MHL HDTV di smartphone Anda untuk terkoneksi dengan projector kantor Anda yang masih menggunakan teknologi VGA. Lebih baik Anda usulkan kantor Anda merevitalisasi projector ke teknologi masa kini, setidaknya yang sudah mendukung HDMI.

Konektor SlimPort paling susah ditemui. Untuk saat ini setidaknya ane saja harus melakukan pembelian dari luar negeri. Dan harganya pastilah mahal. Namun beruntung, SlimPort sangat ramah konversi. Bahkan tersedia pula di pasaran luar negeri sana konektor SlimPort langsung ke vGA, baik dengan keluaran audio maupun tidak.


Panjang Kabel Konektor Maksimal

Untuk ini, ane sarankan maksimal 5 meter saja. Lebih dari 5 meter, biasanya akan terjadi penurunan kualitas.