Leukemia adalah salah satu bentuk kanker darah yang bisa dibagi lagi ke dalam beberapa sub-jenis berikut:
-Acute lymphoblastic leukemia (ALL) terjadi ketika sel darah putih abnormal terbentuk dan menyebar di sumsum tulang dengan cepat.
-Chronic lymphocytic leukemia (CLL) yang butuh bertahun-tahun untuk menyebar.
-Acute myeloid leukemia (AML) ketika sel darah putih, merah, dan platelet abnormal menyebar cepat.
-Chronic myeloid leukemia (CML) yang awalnya tumbuh dengan lambat, memengaruhi sel sumsum tulang yang memproduksi darah, kemudian menyebar ke darah itu sendiri.
Penyebab Leukosit Tinggi
-Acute lymphoblastic leukemia (ALL) terjadi ketika sel darah putih abnormal terbentuk dan menyebar di sumsum tulang dengan cepat.
-Chronic lymphocytic leukemia (CLL) yang butuh bertahun-tahun untuk menyebar.
-Acute myeloid leukemia (AML) ketika sel darah putih, merah, dan platelet abnormal menyebar cepat.
-Chronic myeloid leukemia (CML) yang awalnya tumbuh dengan lambat, memengaruhi sel sumsum tulang yang memproduksi darah, kemudian menyebar ke darah itu sendiri.
Penyebab Leukosit Tinggi
Sel darah putih atau leukosit terdiri dari lima komponen, yaitu neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Normalnya, leukosit terdiri dari 40%-60% neutrofil, 20%-40% limfosit, 2%-8% monosit, 1%-4% eosinofil, dan 0,5%-1% basofil. Berikut adalah beberapa penyebab meningkatnya jumlah salah satu komponen leukosit lebih dari ambang normal.
Jika jumlah neutrofil tinggi:
- Infeksi bakteri, virus, atau jamur akut.
- Cedera fisik, pemulihan pasca operasi atau penyembuhan luka.
- Radang tiroid.
- Rheumatoid arthritis, demam rheumatik.
- Leukemia mielositik kronik.
- Asam urat.
- Eklampsia, kejang atau koma pada wanita hamil.
- Stres akut.
Jika jumlah limfosit tinggi:
- Infeksi virus, seperti campak atau gondong.
- Infeksi bakteri, seperti batuk rejan (pertusis) dan tuberkulosis.
- Kanker darah, seperti multiple myeloma dan leukemia limfositik.
- Limfoma.
- Demam kelenjar (mononukleosis).
- Hepatitis akibat infeksi virus atau bakteri.
Jika jumlah monosit tinggi:
- Infeksi virus, misalnya campak, gondongan, dan mononukleosis.
- Infeksi bakteri kronis.
- Tuberkulosis.
- Infeksi parasit.
- Leukemia.
- Peradangan kronis, seperti lupus, vaskulitis, dan rheumatoid arthritis.
Jika jumlah eosinofil tinggi:
- Infeksi parasit.
- Sindrom hipereosinofilia.
- Penyakit jaringan ikat.
- Kanker, seperti leukemia myelogenik kronik.
- Reaksi alergi, seperti ada eksim atau asma.
- Penyakit Addison.
Jika jumlah basofil tinggi:
- Reaksi alergi.
- Cacar air.
- Penyakit mieloproliferatif, yaitu penyakit pada sumsum tulang.
- Peradangan kronis, seperti pada rheumatoid arthritis dan kolitis ulseratif.
- Leukemia myelogenik kronik.Pemulihan dari splenektomi, yaitu prosedur operasi untuk mengangkat limpa.
Selain berbagai hal di atas, leukosit tinggi juga bisa disebabkan oleh merokok, mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti kortikosteroid dan epinefrin, serta myelofibrosis, yaitu kelainan pada sumsum tulang yang mengganggu produksi sel darah normal.
Jadi pada dasarnya, jumlah sel darah putih atau leukosit tinggi menunjukkan adanya:
- Peningkatan produksi sel darah putih untuk melawan infeksi.
- Gangguan sistem kekebalan tubuh yang membuat produksi sel darah putih meningkat.
- Reaksi terhadap obat yang meningkatkan produksi sel darah putih.
- Penyakit sumsum tulang yang menyebabkan produksi sel darah putih naik secara tidak normal.
Gejala Leukosit Tinggi atau Lekositosis
Leukosit tinggi, atau yang disebut juga leukositosis tidak selalu bergejala. Namun gejala umum yang bisa dikenali seperti:
- Demam.
- Perdarahan atau memar.
- Tubuh terasa lemah, lelah, atau sakit.
- Merasa pusing, pingsan, atau berkeringat.
- Lengan, kaki, atau perut terasa sakit atau kesemutan.
- Sulit bernapas, berkonsentrasi, atau pandangan terganggu.
- Berat badan turun tanpa sebab.
- Tidak nafsu makan.
Dalam tiap mikroliter darah orang dewasa, normalnya terdapat 3.500-10.500 sel darah putih atau leukosit. Namun jika jumlah leukosit terlalu tinggi, itu tandanya kita menderita penyakit tertentu.
Kanker darah sendiri dibagi menjadi beberapa jenis yaitu leukemia, myeloma, dan limfoma.
Nilai leukosit tinggi
Peningkatan jumlah leukosit dari nilai normalnya dikenal dengan leukositosis dalam istilah medisnya. Peningkatan leukosit ini biasanya berhubungan dengan kondisi dan penyakit tertentu, seperti:
- Infeksi – saling sering disebabkan oleh infeksi dari bakteri dan beberapa infeksi virus. Bisa juga disebabkan oleh jamur dan parasit meskipun sangat jarang.
- Infeksi atau proses inflamasi – seperti pada rheumatoid arthritis, vasculitis atau inflammatory bowel disease
- Leukemia dan Myeloproliferative neoplasma
- Kondisi yang menyebabkan kematian dari jaringan tubuh (nekrosis) – seperti trauma, luka bakar, atau serangan jantung
- Respon alergi – seperti pada reaksi alergi dan asma
Nilai leukosit rendah
Jika nilai leukosit rendah dari nilai normal yang dalam istilah medis dikenal dengan sebutan leukopenia. Biasa nya keadaan ini dijumpai pada:
- Kerusakan sumsum tulang – Bisa disebabkan karena toxin atau racun, kemoterapi, radioterapi dan beberapa jenis obat
- Kelainan sumsum tulang belakang – Sumsum tulang belakang merupakan tempat produksi sel-sel darah termasuk leukosit. Jadi, apabila sumsum tulang mengalami kelainan, maka dapat terjadi penurunan jumlah leukosit dari nilai normal. Keadan ini biasa terjadi pada sindrom mielodisplastik, defisiensi asam folat dan B12
- Limfoma atau kanker lain yang telah menyebar (metastasis) ke sumsum tulang belakang.
- Penyakit autoimun – Penyakit yang menyerang sel darah putihnya sendiri, seperti pada penyakit lupus.
- Penyakit infeksi yang berat seperti sepsis
Perbedaan Eritrosit, Leukosit, dan Trombosit
NO.
|
PERBEDAAN
|
ERITROSIT
|
LEUKOSIT
|
TROMBOSIT
|
1.
|
Berdasarkan Bentuknya
|
(Bikonkaf)
bulat,cekung ditenganh,pipih
|
Tak beraturan
|
Tidak beraturan
(seperti pecahan keramik)
|
2.
|
Inti Sel
|
Tidak berinti
|
Berinti
|
Tidak berinti
|
3.
|
Berdasarkan Ukuran
|
7,5 mikrometer
|
9-15 mikrometer
|
2-4 mikrometer
|
4.
|
Jumlah tiap 1 mm3
|
5 juta sel
|
8-9 ribu
|
250-300 ribu
|
5.
|
Umur
|
4 bulan
|
12 hari
|
8-9 hari
|
6.
|
Warna
|
Merah
|
Tak berwarna
|
Tak Berwarna
|
7.
|
Hemoglobin
|
Punya
|
Tak punya
|
Tak punya
|
8.
|
Diproduksi di
|
Sumsum merah tulang pipih
|
Sumsum tulang dan kelenjar limfa
|
Sumsum tulang belakang
|
9.
|
Berdasarkan Fungsinya
|
Membawa O2
|
Sebagai antibodi/perlindungan tubuh
|
Sebagai Pembekuan Darah
|
Dampak Kelebihan dan Kekurangan Eritrosit
Eritrosit merupakan sel terbannyak yang berada di dalam tubuh kita, hal tersebut bisa kita simpulkan bahwa sel darah merah ini sangatlah dibutuhkan bagi tubuh kita, karena sel darah merah lah yang mengangkut oksigen dari jantung ke paru-paru dan juga keseluruh tubuh, karbon dioksida juga diangkut oleh sel darah merah, oleh karena itu sel darah merah sangatlah kita butuhkan.
Namun kelebihan sel darah merah juga tidak baik bagi tubuh kita, begitu juga jika kita kekurangan sel darah merah tubuh akan kekurangan oksigen dan akan muncul masalah-masalah kesehatan lainnya, berikut pandaibesi akan memberikan dampak-dampak yang akan terjadi jika tubuh kita kelebihan maupun kekurangan sel darah merah.
Dampak kelebihan Eritrosit
Eritrosit memang baik jika dalam jumlah yang banyak di dalam tubuh, namun jumlah yang banyak tersebut juga memiliki juga memiliki batas, jika jumlah eritrosit melebihi kapasitas atau jumlah yang dibutuhkan tubuh, hal tersebut bukan suatu hal yang baik, malahan akan berdampak buruk, menyebabkan penyakit, bahkan bisa menyebabkan kematian, berikut dampak-dampak kelebihan eritrosit bagi tubuh.
1. Terjadinya Penggumpalan Darah
Salah satu dampak kelebihan eritrosit adalah terjadinya penggumpalan darah, jika darah terus-menerus diproduksi dengan jumlah yang banyak melebihi batas normal jumlah eritrosit, sehingga akan menyebabkan aliran darah menjadi tidak teratur dan berdesak-desakan karena jumlah eritrosit yang kian membanyak, karena jumlah yang begitu banyak menyebabkan darah menjadi kental bahkan menggumpal.
Hal ini akan menyebabkan jantung akan bekerja lebih ekstra karena sel darah merah yang begitu banyak ditambah terjadinya penggumpalaan yang memperlambat proses penyebaran sel darah merah ke seluruh tubuh, begitu juga dengan otak, jika tiap waktu pembuluh darah otak mendapatkan begitu banyak jumlah eritrosit akan menyebabkan terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah karena terjadinya pengentalan dan penggumpalan tersebut.
Semakin lama penyumbatan pada pembuluh darah ini semakin besar sehingga menutupi jalur sel darah, akibatnya apa yang terjadi? Pembuluh darah akan pecah dan dari sinilah terjadi serangan penyakit stroke.
2. Mengakibatkan Kerusakan Organ
Kelebihan sel darah merah akan mengakibatkan kerusakan pada organ limpa, limpa memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh manusia yaitu memfilter keberadaan sel darah merah, jika sel darah merah terlalu banyak jumlahnya akan menyebabkan pembengkakan pada organ limpa dalam waktu yang singkat, jika jumlah sel darah merah terus bertambah dalam jumlah yang banyak kerusakan tidak lagi bisa dihindari.
Tidak hanya organ limpa, organ-organ lain juga bisa mengalami kerusakan seperti ginjal, organ ginjal juga akan mengalami kerusakan jika mendapatkan jumlah eritrosi yang berlebihan dari batas normal.
Dampak Kekurangan Eritrosit
Jika sebelumnya kelebihan eritrosit berdampak buruk bagi kita, kekurangan eritrosit juga sangatlah berdampak buruk bagi tubuh kita, bisa dibilang keseimbangan adalah kuncinya, jadi terlalu banyak eritrosit tidak baik juga terlalu sedikit eritrosit juga tidak baik bagi tubuh, berikut dampak-dampak yang diakibatkan kekurangan eritrosit.
Munculnya Penyakit Anemia Defisiensi Vitaminn
Jenis anemia ini disebabkan rendahnya jumlah asupan vitamin pokok yang berfungsi sebagai pembentukan sel darah merah, seperti vitamin B12, zat besi, dan folat. Karena rendahnya jumlah vitamin yang menjadi sumber utama pembentukan darah merah menyebabkan sumsum tulang tidak mampu menyediakan sel darah merah sesuai dengan jumlah kebutuhana tubuh kita, sehingga menimbulkan gejala-gejala anemia.
Munculnya Penyakit Pada Ginjal
Penyakit bahaya seperti gagal ginjal dan beberapa penyakit kronis lainnya tidak sedikit kemungkinan disebabkan karena kurangnya sel darah merah yang di produksi oleh tubuh, ginjal memerlukan pasokan sel darah merah yang mencukupi untuk dapat melakukan tugasnya dengan baik, jika tubuh kita kekurangan pasokan sel darah merah bisa dipastikan kinerja ginjal akan berkurang bahkan fungsinya bisa berhenti, kurangnya jumlah sel darah merah menjadi salah satu munculnya penyakit berat seperti kanker dan HIV.
Penyakit Anemia Aplastik
Penyakit anemia yang satu ini belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun secara garis besar munculnya penyakit ini dikarenakan menurunnya kemampuan sumsum tulang dalam memproduksi eritrosit, tidak hanya eritrosit namun keseluruhan sel darah mengalami penurunan dalam jumlah produksinya, akibatnya sel darah tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh dengan baik, seluruh kinerja tubuh akan terganggu bahkan jika penyakit ini sudah terlalu parah kinerja organ-organ tubuh bisa berhenti.
Munculnya Penyakit Pada Sumsum Tulang
Tidak sedikit penyakit yang muncul karena sedikitnya jumlah eritrosit yang di produksi oleh tubuh, seperti salah satu penyakit yang muncul pada sumsung tulang berikut, yaitu ketika jumlah eritrosit yang diproduksi lebih sedikit dan jumlah sel darah putih diproduksi berlebihan, sehingga menyebabkan jumlah produksi eritrosit menurun drastis, sehingga menimbulkan gejala penyakit anemia dan penyakit sumsum tulang belakang lainnya.
Penyakit Anemia Hemolitik
Beberapa penyakit umumnya disebabkan serangan virus dan bakter dari luar atau penyakit yang masuk dan menyerang tubuh dari luar, namun tidak jarang penyakit muncul dari dalam tubuh sendiri, seperti anemia hemolitik, umumnya zat antibodi yang di produksi akan menjadi proteksi yang berfungsi mengatasi sel sakit di dalam tubuh tubuh, namun justru sebaliknya bukan malah memperbaiki sel yang sakit tetapi malah menghancurkan dan melawan sel darah merah di dalam tubuh orang itu sendiri.